Riwayat hidup Tuanku Tambusai (dilahirkan dengan nama Muhammad Saleh) ternyata cukup BERKESAN, baik terhadap warga negerinya di Tambusai dan murid-muridnya (seperti dicatat oleh salah seorang murid atau prajuritnya, Abdul Qahar) maupun oleh pihak Belanda sendiri yang telah memusuhinya.
Kisah hidupnya masa kecil, sampai saat ini telah menjadi semacam CERITA RAKYAT, sehingga timbul ungkapan: ‘’Jika mengambil pisang diberi oleh orang lain, ambillah pisang yang paling kecil sebagaimana Muhammad Saleh mengambil pisang raja.’’ Ungkapan itu telah menjadi bagian dari PELAJARAN BUDI PEKERTI di negeri Tambusai.
Tetapi, dalam menghadapi hal yang BATIL untuk MENEGAKKAN YANG BENAR, beliau memang TEGAS. Perhatikanlah bagaimana DIALOG antara Tuanku Tambusai dengan Letnan Kolonel Elout:
Tuanku Tambusai: Menurut pendapat saya, lebih baik Tuan Kolonel Elout dan tentaranya pulang saja ke tepi laut. Karena jika mau tinggal di pesisir saja, tidak mencampuri urusan dalam negeri orang lain, kami semua termasuk saya, bersedia memulai perdagangan lagi dengan Belanda.
Letkol Elout: Tuanku harus tahu, di mana kompeni masuk, di sana dia bikin dia punya kuburan.
Tuanku Tambusai: Jika begitu SEDIAKANLAH BEDIL!
(Islam dan Masyarakat Melayu, UU Hamidy)