Tudingan orang Melayu sebagai pemalas sebenarnya TIDAK SELALU TEPAT kepada sasarannya. Memang harus diakui, di mana-mana muka bumi ini, manusia yang malas akan selalu ada. Tapi yang penting di sini bukan soal malas itu. Banyak di antara warga masyarakat memang tidak akan mau BEKERJA KERAS bahkan mungkin MUNDUR dari suatu sektor usaha, bukanlah karena sifat mereka yang pemalas. Tetapi oleh SEBAB LAIN. Mereka TIDAK BISA DIAJAK BERUSAHA SECARA CURANG. Mereka tidak bisa bekerjasama membuat bermacam kwitansi palsu untuk berbagai kantor dan pengusaha. Mereka TIDAK BISA BERUSAHA dengan MENGINGKARI TUHAN dalam segala aktivitasnya. Tuhan baginya TAK BISA DIKOTAK-KOTAK: di kantor dan perusahaan tak ada Tuhan, Tuhan hanya ada di rumah-rumah ibadat. Bagi dia, Tuhan meliputi segala-galanya, sehingga TAK MUNGKIN melakukan sesuatu tanpa MEMPERTIMBANGKAN faktor ketuhanan. (Membaca Kehidupan Orang Melayu, UU Hamidy)
Check Also
Apa Peninggalan Tuanku Tambusai untuk Zuriatnya?
Pandangan hidup yang membentuk sikap seperti itu (menegakkan kebenaran yang semata-mata hanya dari Allah) telah …