Islam nikmat Allah Ta’ala yang sempurna telah mencapai dunia Melayu dengan rangkaian pulaunya bagaikan zamrud khatulistiwa. Pelan-pelan, Islam mengubah wajah kehidupan dari alam jahiliyah animisme-hinduisme yang karut, kepada hidup yang bercahaya dengan iman dari Allah Rabbul Alamin. Budaya Melayu disepuh dengan ajaran Islam sehingga adat bersendi syarak bertumpu kepada Alquran dan as-Sunnah. Kemajuan peradaban berkembang dengan semangat iman. Maka berdirilah percetakan Mathaba’atul Riauwiyah disusul oleh pustaka Kutub Khanah Marhum Ahmadi, Syarikat Dagang Ahmadi sampai perkumpulan cendekiawan Riau Rusydiah Klab yang menerbitkan majalah Islam al-Imam.
Sungguhpun demikian, ajaran Islam belum sepenuhnya dipelajari dan diamalkan. Ibadah shalat, puasa, zakat dan naik haji memang telah merujuk kepada syariah Islam. Tapi di luar itu, kehidupan siasat (politik) ekonomi, kebudayaan dan pendidikan mengikuti aturan orang kebanyakan di muka bumi yang dikendalikan oleh paham demokrasi sekuler. Keadaan ini menyebabkan dunia Melayu sulit mengamalkan Islam dengan sempurna. Sebab, demokrasi inilah yang sebenarnya menggerogoti akidah orang Melayu. Tapi sayang, mereka banyak yang tidak menyadarinya. Malah mereka memandang telah berbuat baik dengan hukum atau aturan yang bersandar kepada sistem kufur itu.
Akidah orang Melayu jadi rusak, karena demokrasi menyamakan semua agama, sehingga Islam yang sempurna dipandang tidak lagi di atas segala agama. Dalam pandangan demokrasi, agama Islam tidaklah satu-satunya agama yang diterima di sisi Allah, sehingga dapat menyesatkan umat manusia. Akidah umat Islam juga rusak karena demokrasi tidak mengakui Allah Maha Pengatur. Demokrasi memberi hak penuh kepada manusia untuk membuat hukum. Padahal menentukan hukum itu hanyalah hak Allah. Orang Melayu juga bisa syirik tanpa sadar oleh semboyan demokrasi yang mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan.
Kehidupan dunia Melayu jadi rusak binasa karena negara mereka tidak mau memakai syariah Islam untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Padahal itulah aturan atau hukum yang adil dan benar karena diturunkan dari Allah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Karena itu jatuhlah kehidupan mereka kepada perbuatan riba, korupsi, perzinaan dan homoseksual, judi dan minuman keras, penindasan dan pembunuhan serta takhyul maupun maksiat lainnya. Sebab tak ada kekuasaan negara yang melarangnya dengan syariah Islam. Maka Islam diterima, tetapi syariah Islam diabaikan. Inilah yang membuat akidah dunia Melayu jadi rapuh, yang mendatangkan bencana kepada mereka.***
Harga buku Rp150.000 per eks (310 halaman).