Home / Buah Pikiran UU Hamidy / Bahasa dan Sastra / Gabak di Hulu Tanda Kan Hujan, Cewang di Langit Kan Panas, Oleh : UU Hamidy
Foto : wallpaperflare.com

Gabak di Hulu Tanda Kan Hujan, Cewang di Langit Kan Panas, Oleh : UU Hamidy

Allah yang Maha Kuasa Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana telah menciptakan manusia sebaik-baik makhluk. Kemudian memberi pedoman hidup dengan menurunkan Al-Qur’an pada Junjungan Alam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Al-Qur’an yang berisi wahyu Allah penuh dengan cahaya dan kebenaran disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada para sahabat sehingga tampillah generasi sahabat sebagai generasi umat manusia yang terbaik di muka bumi. Demikianlah, panduan hidup umat manusia dari Al-Qur’an dan as-Sunnah. Sementara untuk menghadapi medan hidup dunia, manusia diberi bekal oleh Allah akal pikiran yang dibantu oleh panca indra hingga dapat melihat, mendengar, merasa dan berkehendak.

Maka dengan berpegang pada aqidah yang kokoh, manusia dengan panduan iman dapat menempuh kehidupannya sesuai dengan syariat Islam yang membedakan dengan tegas haq bathil, halal haram serta dosa dengan pahala. Sementara itu, alam semesta diciptakan pula oleh Allah untuk memperlihatkan kebesaran-Nya sehingga hanya kepada Allah saja segala makhluk harus berserah diri memuji-Nya dan meminta tolong.

Kemudian daripada itu, karena dunia dijadikan tempat hidup sementara menuju akhirat yang kekal, manusia harus menjadikan dunia sebagai ladang amal untuk bekal menuju akhirat. Di sinilah manusia harus mempergunakan akal dan panca indranya untuk kepentingan hidup dunia yang sebentar dan yang terutama untuk amal sholeh bagi negeri akhirat yang kekal.

Allah Maha Lembut lagi Maha Pengasih kepada hamba-Nya. Allah tempat bergantung segala makhluk, memberi tanda-tanda dan sifat pada alam agar manusia mendapat pengajaran serta melatih dirinya berpikir dan bertindak sehingga tantangan alam itu dapat bermanfaat baginya. Begitulah, Allah memberi tanda cuaca pada gabak di hulu tanda akan hujan dan cewang di langit tanda akan panas. Allah memperlihatkan pula bagaimana unta diciptakan menjadi kapal melalui padang pasir. Demikianlah, semua yang diciptakan Allah dengan sifatnya, memberi tanda akan kekuasaan dan kebesaran Allah serta sekaligus memberi manfaat bagi kehidupan manusia di dunia.

Dengan demikian, benda mati seperti batu dan tanah, hutan belantara serta burung dan hewan disediakan Allah untuk kepentingan hajat hidup manusia di dunia. Untuk memanfaatkan alam yang demikian, manusia mempergunakan akal dan panca indranya, dapat membuat teknologi untuk mengolah dan mengubah ujud benda-benda alam itu. Ini harus dilakukan dalam bingkai iman dan beramal shaleh mencari keridhaan Allah Ta’ala. Jadi, budaya manusia harus bernilai sebagai amanah Allah. Bukan untuk maksiat dan durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab perbuatan durhaka kepada Allah dan Rasul adalah perbuatan konyol menghancurkan diri sendiri di dunia dan akhirat.

Dengan demikian, jelaslah betapa Allah memberi tanda-tanda dan sifat kepada segala ciptaan-Nya pertama untuk menjelaskan kepada umat manusia akan kekuasaan dan kebesaran-Nya bahwa Allah lah yang memiliki dan mengatur alam semesta ini. Yang kedua, agar dengan sifat dan tanda-tanda alam itu, manusia punya ilmu untuk mengokohkan aqidah dan imannya di samping dapat peluang bekerja dan berusaha untuk kepentingan hidupnya di dunia. Karena itu, tanda-tanda alam sebagai manifestasi kekuasaan Allah jangan sampai dijadikan oleh manusia untuk menandingi kebesaran dan kekuasaan Allah sehingga manusia jatuh pada jalan kekafiran dan kesyirikan. Jalan kekafiran dan kesyirikan tidak akan diampuni Allah. Yang menempuh jalan itu terpaksa menempuhnya dengan azab neraka.***

Check Also

Kadar Islam dalam Tafsir Antropologis Nama Pesukuan di Siberakun Kuantan Singingi, Oleh : UU Hamidy

Allah yang Maha Esa Maha Kuasa menciptakan apapun saja yang Dia kehendaki, sehingga Allah menjadi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *