Sastra Melayu paling kurang dikesan dengan dua wajah. Ada yang mengesannya dengan Animisme-Hinduisme, ada pula yang melihatnya sebagai pancaran sastra Islam. Adanya pembayangan Animisme-Hinduisme tidaklah dinafikan, sebab unsur itu memang pernah menjadi semangat sastra Melayu. Tapi kegelisahan dalam pencarian selanjutnya membuat cita dan ruh Islam lebih dominan dalam penampilan sastra Melayu. Ini terjadi karena puak Melayu mengubah jalan hidupnya, dari simpang Animisme-Hinduisme kepada agama Islam yang memberikan jalan lurus menuju Allah.
Dalam buku ini dibahas tentang ”Fungsi Estetika dalam Kehidupan Manusia, ”Tiga Jalinan dalam Kesenian”, ”Beberapa Pandangan atau Teori Mengenai Seni dan Estetika”, ”Muatan Konsep Estetika dalam Dunia Melayu, ”Muatan Konsep Estetika dalam Islam” dan sejumlah lampiran seperti ”Pilihan Beberapa Kesenian Melayu di Riau”, ”Pilihan Beberapa Kesenian Islam” dan lain sebagainya.