Meskipun dari sudut ekonomi Riau tidak lebih daripada padang perburuan, tetapi keberadaannya dalam bidang bahasa dan budaya tidaklah dapat dinafikan. Riwayatnya doeloe pernah mempersatukan Riau, Johor, Pahang dan Singapura. Daerahnya melintasi dari pesisir Timur Sumatera, Selat Melaka sampai Laut China Selatan.
Jalan sejarah yang ditempuhnya telah membuat rantau ini menjadi satu lubuk bahasa dan budaya Melayu. Bahasa Melayu sebagai ibu bahasa Indonesia telah diasuh dan ditajanya menjadi bahasa yang bermartabat. Mengarang adalah warisan leluhur yang selalu dipelihara. Mereka bersatu di ujung mata pena.
Sebab bahasa dipandang sebanding dengan budi. Bila rusak bahasa, binasalah budi. Rangkaian tulisan ini merupakan matarantai senarai panjang tentang bahasa, sastra, budaya dan masyarakat di Riau. Dalam senarai itu bisa dikesan bagaimana pengarang telah mengukir bahasa dan budaya dengan sentuhan yang piawai.
Buku ini mengupas tentang ”Nilai Strategis Dialek Melayu Riau dalam Pembentukan Bahasa Melayu sebagai Bahasa Resmi di Asia Tenggara”, ”Asimilasi Model ‘Tebusan Darah’ oleh Soeman Hs”, ”Bayang-bayang Orang Melayu dalam ‘Percobaan Setia’ Soeman Hs”, ”Citra Melayu dalam Karya dan Kehidupan Soeman Hs”, ”Sariamin Ismail dalam Horizon Sastra dan Budaya Indonesia”, ”Benang Nasib dan Kerusakan Lingkungan dalam ‘Surat-suratku kepada GN’, ”Antologi Sederhana Puisi Penyair Muda Riau”, ”Menguak Lintasan Metafor dalam Kumpulan Puisi Abdul Kadir Ibrahim” dan lain sebagainya. Rangkaian tulisan ini merupakan matarantai senarai panjang tentang bahasa, sastra, budaya dan masyarakat di Riau. Dalam senarai itu bisa dikesan bagaimana pengarang telah mengukir bahasa dan budaya dengan sentuhan yang piawai. Buku ini mengalami cetak ulang kedua pada tahun 2003.