Orang semenda adalah suami adik dan kakak perempuan. Semua lelaki punya peluang menjadi orang semenda, kecuali dia tidak mau beristeri atau sudah bercerai dengan isterinya. Semula lelaki itu terhitung orang lain, yakni bukan kaum kerabat kita. Setelah dia menjadi suami adik atau kakak perempuan kita, maka dia menjadi pemimpin rumah tangga, sehingga punya hak dan kewajiban. Maka dalam pandangan adat, paling kurang ada 6 macam orang semenda.
1. Orang semenda lapik buruk.
Inilah orang semenda yang malas bekerja dan berusaha. Dia lebih suka pergi ke mana-mana berbual sepanjang hari dengan siapa saja, singgah di mana saja dihimbau orang. Bagaikan lapik buruk yang hanyut di sungai, hanyut ke mana saja atau sebentar tersangkut kemudian hanyut lagi. Karena itu urusan rumah tangga tak dapat ditunaikannya.
2. Orang semenda langau hijau.
Orang semenda tipe ini merupakan orang yang tidak teguh pendiriannya, sehingga mudah saja menceraikan isterinya, apabila dia tersinggung atau tertarik kepada perempuan lain. Dia lebih mementingkan hawa nafsunya yang rendah, sehingga tidak menghargai orang lain. Tersinggung sedikit saja, dia akan segera pergi meninggalkan rumah. Akibatnya, orang serupa ini tidak akan segan-segan menceraikan isterinya yang sedang hamil tua.
3. Orang semenda kacang miang.
Inilah orang semenda yang selalu menimbulkan kegelisahan dan silang-sengketa kepada anggota rumah tangga. Bila dia berada di rumah, selalu saja ada masalah yang dibuatnya, sehingga meresahkan anak bini dan kaum kerabatnya. Dia pandai mengambil muka dengan memasang jerat fitnah. Akibatnya, orang lain tersingkir, sementara dia enak menembak dari atas kuda.
4. Orang semenda ayam gedang.
Orang semenda jenis ini bagaikan ayam gedang (ayam jago) yang suka malola (menyerang) ayam jantan yang lain, agar bininya tidak diganggu orang. Jadi, dia mau menguasai isterinya secara egois, sehingga isterinya hampir tak dapat bergaul dengan orang lain. Isterinya harus mengabdi kepadanya, terutama untuk kepentingan hawa nafsunya. Suami saudara isterinya akan dibenci, bahkan dipandang musuh. Akibatnya, terjadi persaingan yang curang antara mereka.
5. Orang semenda kungkung dapur.
Kungkung berada dapur, yaitu tempat memasak orang Melayu Kuantan Singingi. Kungkung merupakan petak segi empat yang diisi tanah agar api tidak menjilat ke samping dan ke bawah. Di atas tanah itulah diletakkan tungku tempat memasak. Maka, orang semenda kungkung dapur, dapat dikiaskan sebagai orang semenda yang hanya tinggal di rumah. Jarang mau pergi ke luar rumah, akibatnya pandangan dunianya amat sempit. Dia sulit mengambil keputusan, bahkan penampilannya terkesan kebetinaan. Dia mungkin suka menolong isterinya bekerja di rumah, padahal tenaganya barangkali tidak diperlukan. Karena dia selalu sering di rumah sepanjang hari, maka amat mengganggu terhadap adik isterinya, terutama adik yang perempuan.
6. Orang semenda ninik-mamak.
Inilah orang semenda yang baik. Dia tidak hanya sekadar menunaikan tugasnya sebagai tengganai atau kepala rumah tangga, tetapi juga membina dan memelihara kaum kerabat isterinya. Dia tidak segan-segan memberikan bantuannya, baik material, tenaga maupun pikirannya. Ini terjadi, karena dia memahami adat dengan baik, berilmu dan menjalankan syariat Islam dengan taat, sehingga mempunyai akhlak mulia.***
(Masyarakat Adat Kuantan Singingi, UU Hamidy)