Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana telah menyampaikan kepada umat manusia bahwa Al-Qur’an diturunkan untuk menjadi pelajaran, obat, petunjuk dan rahmat bagi orang beriman. Inilah pesan lengkap Al-Qur’an bagi seluruh dimensi kehidupan manusia. Kebenaran dalam Al-Qur’an itu disampaikan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui as-Sunnah kepada para sahabat, sehingga tampillah generasi para sahabat sebagai umat yang terbaik di muka bumi.
Pesan Al-Qur’an dan as-Sunnah itu niscaya menjadi pegangan hidup oleh pendiri YLPI Riau H Zaini Kunin, H Soeman Hs, Tengku Abdul Jalil Mufti dan kawan-kawannya. Mereka tentu sadar bahwa Islam yang bersandar pada Al-Qur’an dan as-Sunnah itu adalah ilmu alam semesta ini.
Manusia tidak dapat jadi makhluk mulia tanpa Al-Qur’an dan as-Sunnah. Manusia tidak dapat jadi umat yang terbaik jika tidak punya ilmu tentangAl-Qur’an dan as-Sunnah yang harus ditampilkannya dengan panduan syariah Islam, sehingga terpancarlah tingkahlaku akhlak mulia yang jadi rahmat bagi segenap alam.
Ini jadi bukti bahwa tokoh YLPI itu adalah kader partai Masyumi yang pilihan tahun 1950-an, yang mengharapkan Indonesia yang merdeka itu akan hidup dengan lembaran baru, yakni dengan aqidah Islam yang kokoh serta jalan hidup yang diridhai Allah Ta’ala yakni syariah Islam. H Zaini Kunin adalah pemimpin Barisan Sabilillah melawan agresi Belanda di Pasir Pengarayan, sedangkan H Soeman Hs Ketua Komando Pangkalan Gerilya di Rokan Kanan.
Dengan cuplikan kisah hidup tokoh YLPI Riau yang demikian, kita dapat memaklumi mengapa pengurus YLPI segera mendirikan SMP Islam setelah Belanda angkat kaki. Ini bukti mereka punya akal sehat bahwa umat Islam itu hanya dapat diperbaiki kualitas hidupnya dengan ilmu. Bukan dengan harta atau ekonomi sebagaimana demokrasi kapitalis sekuler sekarang ini.
Orang kaya jika tidak bertauhid yang benar tidak punya martabat dan akhlak mulia sebagaimana diperlihatkan oleh Qorun. Sebaliknya, orang miskin yang taat pada Allah dan Rasul-Nya dengan menampilkan akhlak mulia malah jadi manusia yang terbaik seperti diperlihatkan oleh para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, Abu Hurairah dan Salman Al Farisi. Itulah sebabnya tokoh YLPI lebih dulu mendirikan SMP Islam 25 September 1950 kemudian baru membentuk YLPI Riau 30 Maret 1957. SMP Islam adalah tapak lapan perjuangan YLPI Riau.
Apa yang dikehendaki oleh pendiri YLPI telah disampaikan melalui lambang YLPI Riau itu. Sebab lambang itu akan menyampaikan nilai nama yang ditampilkannya.
- Ka’bah warna hitam, lambang persatuan umat Islam sedunia;
- Al-Qur’an, kitab suci pedoman umat Islam, sumber ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain-lain;
- Bulan sabit dengan tulisan YLPI, lambang penerangan,dakwah dan taqwa pada Tuhan;
- Angka Arab 25-9-1950, tanggal yayasan ini dicetuskan;
- Motto: Ahsin Kama Ahsanallahu Ilaika (Berbuat Baiklah Seperti Allah Berbuat Baik Kepadamu)
Dari lambang itu dapat disimpulkan asas dan tujuan YLPI Riau. Perancang YLPI mengharapkan pendidikan yang dilaksanakannya memancarkan kebenaran Islam sehingga dengan pendidikan itu manusia jadi tunduk dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya dalam melaksanakan syariah Islam yang kaffah (lengkap, sempurna). Hanya ini jalan bagi umat Islam itu hidup terhormat dan mulia. Hanya dengan tauhid yang bersih dari syirik manusia dapat menjadi manusia yang benar-benar merdeka, karena manusia yang serupa itu hanya takut pada Allah Yang Maha Perkasa.
Inilah manusia yang dapat diharapkan berlaku adil dan berbuat benar tidak melampaui batas daripada hukum-hukum Allah dan Rasul-Nya. Manusia yang punya tauhid yang kokoh yang melaksanakan syariah Islam dengan sempurna akan mampu mengangkat martabat dirinya, masyarakatnya, serta bangsa dan negaranya. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah yang cemerlang daripada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan para sahabat, serta berlanjut dengan khilafah Islam yang mendunia.
Asas dan tujuan YLPI Riau itu dalam pelaksanaannya sangat ditentukan oleh orang-orang yang telah diberi kepercayaan oleh YLPI untuk memelihara dan membina lembaga pendidikan yang didirikan oleh YLPI mulai dari TK, SD, SMP, SMA sampai Universitas Islam Riau. Meskipun H Zaini Kunin bagaikan episentrum YLPI Riau dengan para pendiri YLPI yang bagaikan sumbu menggerakkan jejak langkah YLPI, tapi ujung tombak mencapai cita-cita YLPI berada di tangan kepala sekolah, para guru, rektor, dekan dan para dosen.
Sekarang (tahun 2020) YLPI telah berjalan 70 tahun. Adakah pesan YLPI ini jadi agenda pendidikan oleh mereka yang diberi amanah dan tanggung jawab? Bagaimanakah kenyataan yang terjadi? Pernahkah yang diberi amanah dan tanggung jawab ini memperhatikan hasil usahanya?
Sebagai contoh, adakah terkesan anak didik dan mahasiswa merasa punya harga diri dengan tauhid yang bersih serta akhlak mulia dalam melaksanakan perintah serta meninggalkan larangan Allah dan Rasul-Nya? Apakah sudah semua mata pelajaran dan mata kuliah diberi kadar Islam, sehingga ilmu yang dipelajari semakin meyakini kebesaran Allah?
Bukan ilmu sekuler dalam dunia demokrasi yang hanya untuk digunakan cari harta, tapi berbuat durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Adakah berlaku syariah Islam di sekolah dan kampus? Inilah yang harus direnungkan sekarang, jika kita memang hendak menjadikan lembaga pendidikan yang didirikan YLPI Riau sebagai ladang amal, bukan ladang harta.***
Rujukan: UU Hamidy dan Hasbullah Zaini, Perjuangan Yayasan Pendidikan Islam di Riau; Riwayat : 38 Tahun YLPI Daerah Riau, 26 Tahun Universitas Islam Riau, terbitan khas UIR Press untuk Pusat Kajian Islam dan Dakwah Universitas Islam Riau, Pekanbaru 1989
Kertas kerja ini dibentangkan dalam webinar ‘’Perjuangan YLPI Riau‘’ dengan tema ‘’Perjuangan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Riau dalam Memajukan Pendidikan Berbasiskan Islam di Provinsi Riau‘’, Selasa 1 September 2020 bersama Dr Adian Husaini MSi.