Kehidupan memberi tanda manusia bernasib malang karena lebih mementingkan budaya daripada agama. Ini terjadi karena godaan dunia terhadap hawa nafsu begitu besar. Manusia yang semula lahir dalam keadaan fitrah, kemudian tergelincir karena lebih mengutamakan akalnya daripada wahyu Allah Yang Maha Bijaksana. Dia jatuh pada maksiat karena akalnya dikalahkan lagi oleh nafsunya.
Ini semua harus disadari oleh insan yang telah menjadikan Al Qur’an dan As-sunnah menjadi pedoman hidup. Menempuh jalan hidup siratal mustaqim dengan berpegang teguh pada Syariah Islam. Itulah hukum yang benar-benar sesuai dengan fitrah manusia yang dapat menyelamatkan dirinya dari dunia fana sebagai ladang amal dan medan ujian, menuju akhirat yang kekal dengan balasan surga tiada tara. Terpesona dengan kesenangan dunia yang palsu niscaya akan mendatangkan penyesalan kemudian hari yang alang kepalang, sehingga lebih suka menjadi tanah ketika Neraca Keadilan ditegakkan pada hari berbangkit.
Buku ini mengupas tiga sisi kehidupan Melayu yang dibagi menjadi: Orang Melayu dengan Siasat, Orang Melayu dengan Islam dan Orang Melayu dengan Sastra.