Home / Buah Pikiran UU Hamidy / Kerbau Dicucuk Hidung, Oleh: UU Hamidy
Foto: pixdaus.com

Kerbau Dicucuk Hidung, Oleh: UU Hamidy

Allah Maharaja umat manusia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana menciptakan alam semesta dan seisinya dengan aturan yang sempurna. Benda-benda langit bergerak dan beredar menurut aturan yang sempurna sehingga berjalan dengan indah. Begitu pula umat manusia yang diberi tugas utama beribadah kepada Allah juga mendapat aturan dari Allah melalui para nabi dan rasul yang menyampaikan wahyu Allah untuk membimbing umat manusia pada jalan yang benar.

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah tak mungkin membuat aturan yang benar tentang hak-bathil, halal-haram serta dosa-pahala. Itulah tugas para rasul menyampaikan hukum Allah kepada manusia. Sampailah kepada Nabi Muhammad Saw penutup para nabi menyampaikan agama Islam dengan aturan yang sempurna. Nabi Saw lebih dahulu menegaskan akidah yang benar bahwa Allah Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Pengatur sehingga hanya Dia yang berhak disembah diibadahi menjadi tujuan segala amal perbuatan manusia. Allah mempunyai sifat maha sempurna serta mempunyai nama-nama yang indah. Demikianlah dengan berpegang kepada Alquran dan as-Sunnah, Nabi Saw berhasil membentuk generasi sahabat menjadi umat yang terbaik di muka bumi.

Sungguhpun IsIam telah menyampaikan jalan hidup yang benar, tapi manusia tidak dipaksa menerimanya. Yang mau menerima atau taat silakan, sedangkan yang mau ingkar atau menolak juga terserah. Jalan sejarah telah mencatat bahwa umat Islam yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya telah berjaya menampilkan kehidupan yang terhormat lahir batin di muka bumi hampir 1.300 tahun. Islam berjaya menyampaikan akidah dan iman yang benar menurut Alquran dan as-Sunnah meliputi benua Asia, Afrika dan Eropa bahkan kepada seluruh penjuru muka bumi sampai saat ini. Kerajaan Melayu di Nusantara berada di bawah naungan daulah Islam berkat para pengemban dakwah yang menyampaikan agama Islam sebagian di antara mereka dengan cara berdagang.

Kejayaan daulah Islam yang mengendalikan 3 benua itu menimbulkan iri, hasad dan kedengkian pada pihak yang ingkar terhadap Islam. Musuh-musuh Islam ini tidak senang hatinya, sebelum berhasil merusak dan menguasai tatanan dunia Islam yang begitu terpelihara dalam kesatuan akidah dan iman yang cemerlang. Orang kafir amat sulit merebut kendali dunia dari umat Islam, meskipun telah melakukan berbagai peperangan yang dahsyat.

Kesulitan itu terletak pada 2 perkara pokok, yakni daulah dan syariah Islam. Umat Islam punya negara besar yang menyatukan seluruh negeri kaum muslimin. Mereka bersatu oleh sistem Syariah Islam yang berpunca kepada ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Inilah yang membuat umat Islam itu disegani sekaligus ditakuti di panggung dunia. Dengan daulah dan Syariah Islam, umat Islam itu dapat melaksanakan agama ini dengan sempurna. Daulah adalah bentuk negaranya sedangkan Syariah Islam adalah sistem pemerintahannya. Dalam bingkai inilah ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya dapat terlaksana dengan sempurna.

Begitulah syariah dan daulah Islam yang memelihara akidah dan iman umat Islam benar-benar menjadi sasaran kebencian orang kafir. Maka orang kafir dengan bantuan syaitan musuh yang nyata umat Islam, mencari berbagai akal dan tipu daya, bagaimana keadaan yang cemerlang itu dapat dibuat redup, dilemahkan dan kemudian dapat dijajah.

Umat Islam yang kuat bagaikan seekor kerbau besar di depan orang kafir. Kerbau besar yang kuat serta tanduk yang menakutkan, tidak bisa dijinakkan begitu saja agar dapat dikendalikan sesuka hati. Kerbau harus dibuat lemah agar dapat diakali untuk dikendalikan. Daulah Islam yang luas dan kuat itu dibuat lemah dengan membuat mereka terpecah, tidak lagi bersatu dengan iman dan akidah Islam, tapi bersatu menurut suku dan budaya masing-masing. Maka umat Islam itu menjadi pemuja suku dan budayanya, tidak lagi bersatu dengan akidah dan iman menaati Allah dan Rasul-Nya.

Ternyata resep ini amat manjur, sehingga setelah Daulah Turki Usmani sebagai pemersatu umat Islam dapat diruntuhkan tahun 1924, umat Islam masing-masing membentuk negara bangsa atas dasar suku dan budaya. Setelah umat Islam memuja negara dan budayanya, maka dengan mudah diadu-domba oleh kolonialis kafir dari Barat. Tapi ini belum memuaskan selera orang kafir untuk menyesatkan dan menindas umat Islam. Sebab umat Islam itu masih memakai aturan Syariah Islam yang tidak sesuai dengan pandangan hidup orang kafir, sehingga tetap sulit dikendalikan menurut keinginan musuh Islam itu.

Maka dicari akal lagi bagaimana dengan mudah mengendalikan umat Islam menurut kemauan kaum kafir. Ide kembali kepada kerbau. Bagaimana kerbau dapat ditarik pergi ke mana-mana? Harus pakai tali. Dengan tali yang bagaimana kerbau akan mudah menurut? Kerbau akan menurut dengan mencucuk hidungnya, lalu dipasang tali di situ. Inilah yang berlaku terhadap umat Islam dewasa ini.

Setelah bercerai-berai menjadi sejumlah negara bangsa yang kemudian membanggakan suku dan bangsanya, umat Islam digoda agar memakai sistem kufur demokrasi dalam negaranya. Dengan memakai sistem demokrasi sekuler itu umat Islam jadinya memandang enteng Syariah Islam, bahkan kemudian mereka akhirnya menentang berlakunya Syariah Islam dalam kehidupan bernegara. Dengan sistem yang membangkang terhadap Syariah Islam itu, orang kafir dengan mudah dapat mengendalikan umat Islam ke mana saja yang mereka inginkan. Inilah yang disindir oleh pepatah Melayu: bagai kerbau dicucuk hidung. Ke mana ditarik ke situ pergi. Kalau begitu, mau ke mana umat Islam yang sudah menjadi kerbau dicucuk hidung ini? ***

Check Also

Kadar Islam dalam Tafsir Antropologis Nama Pesukuan di Siberakun Kuantan Singingi, Oleh : UU Hamidy

Allah yang Maha Esa Maha Kuasa menciptakan apapun saja yang Dia kehendaki, sehingga Allah menjadi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *