Home / Buku UU Hamidy / Membaca Kehidupan Orang Melayu, UU Hamidy, Bumi Pustaka, 1986

Membaca Kehidupan Orang Melayu, UU Hamidy, Bumi Pustaka, 1986

Bangsa Indonesia telah ditakdirkan terdiri dari berbagai suku yang sekaligus memberikan beragam agama dan kebudayaannya. Dalam suatu keadaan, keragaman itu dapat memberi peluang bagi timbulnya pertentangan dan perselisihan, jika ragam itu dipertajam satu sama lain. Pada sisi lain, keragaman bisa memberikan kekayaan gagasan dan pandangan, baik dalam kepentingan hidup maupun dalam kepentingan pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dalam keadaan yang terakhir ini, keragaman suku dan budaya itu justru memberi peluang kepada iklim demokrasi yang lebih tinggi mutunya. Sebab kebhinnekaan itu hanya dapat dipertahankan, jika suatu iklim solidaritas bisa tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bersama, pada horison bermasyarakat dan bernegara.

Untuk menghindari bahaya yang bisa timbul pada sisi kiri, serta untuk membina iklim solidaritas bagi demokrasi yang sehat pada sisi kanan, amatlah perlu diusahakan suatu cara yang bisa memberi kesempatan kepada masing-masing suku di Indonesia, untuk mengenal lebih dekat dan lebih seksama berbagai suku-suku lainnya, sebagai kerabatnya sendiri dalam bangsa Indonesia yang besar ini. Dengan pengenalan yang lebih seksama itu, dapat dihindarkan kesalahfahaman dalam pergaulan, sehingga rasa persaudaraan akan mudah terbit bagi masing-masing pihak.

Bagi menjawab tujuan-tujuan serupa itulah, kumpulan tulisan yang berkisar tentang orang Melayu dan dunianya ini, diturunkan kepada sidang pembaca. Meskipun sudah tentu tidak semua ”potret ini” benar-benar mampu memberikan bacaan yang memadai bagi dunia orang Melayu, namun bagaimanapun juga sedikit banyak dipantulkannya juga.

Dalam buku inilah UU Hamidy menuliskan pemikirannya tentang ”Riau, Kisahmu sebagai Padang Perburuan”. Ungkapan ”RIAU PADANG PERBURUAN” kemudian akhirnya banyak digunakan orang sampai saat ini.

Check Also

Negeri Rantau, UU Hamidy, Bilik Kreatif, 2017

Islam nikmat Allah Ta’ala yang sempurna telah mencapai dunia Melayu dengan rangkaian pulaunya bagaikan zamrud …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *